apa iya durkaha?


Dasar anak kurang ajar, anak durhaka
Dasar anak gak tau diri, anak durhaka
Dasar anak songong, anak durhaka
Dasar anak gak tau aturan, anak durhaka

Durhaka, tentu semua orang sudah pasti pernah mendengar kata ini. Bagaimana tidak, sejak kecil kita sudah dicekoki kalimat “jangan melawan orang tua, nanti jadi anak durhaka, dikutuk jadi batu”. Ya, itu sepenggal kisah yang kita tau dari semenjak kita mulai mengerti apa itu cerita dan merasa senang mendengar atau bahkan membaca cerita.

Dalam pemahaman masyarakat kita, saya, anda dan semuanya pasti bersepakat dengan apa yang disebut dengan durhaka itu, dan bahkan disadari atau tidak kita pun pasti bersepakat dengan subjek yang disebut durhaka itu. Pemahaman kita tentang durhaka adalah seorang anak yang melawan orang tuanya yang sudah merawat dan membesarkan dirinya sedari kecil hingga dewasa. Perlawanannya seperti apa? Apapun bentuk perlawanannya sudah pasti bisa disebut dengan perbuatan durhaka.

Dari pemahaman kita diatas sudah barang tentu –jika memang pemahaman itu sudah mengakar dan menancap tajam dalam hati dan pikiran kita- perbuatan durhaka termasuk perbuatan yang tercela. Jika ditanyakan pada satu kelas berisi 40 orang anak, pasti tidak ada yang mengacungkan jari ketika ditanya siapa yang ingin menjadi anak durhaka. Hal itu jelas sekali mengakar dan mengikat perilaku kita pada norma-norma kebaikan yang memang bertujuan untuk terus menjaga manusia tetap pada koridor kemanusiaanya dan menjadi manusia yang lebih baik lagi dimasa depan yang ia pilih nantinya.

Ketika kita melihat masalah ini dari subyeknya yaitu anak, hal ini dapat ditangkap dengan jelas. Akan tetapi bagaimana jika yang melakukannya adalah orang tuanya? Orang tua yang dianggap sebagai suatu kebaikan bagi anaknya mungkinkah melakukan itu? Jawabanya tentu TIDAK TERTUTUP KEMUNGKINAN HAL ITU TERJADI.

Apakah jika kita seorang anak yang melawan orang tua sebab orang tua tersebut tidak peduli dengan keadaan keluarganya dapat disebut anak durhaka?

Apakah jika kita seorang anak yang melawan orang tua sebab orang tua tersebut hanya bekerja untuk dirinya sendiri, untuk segala kesenangan dirinya sendiri, untuk bisa bersolek didepan orang banyak tapi tidak peduli keluarganya dapat disebut dengan anak durhaka?

Apakah jika kita seorang anak yang melawan orang tua sebab orang tua tersebut tidak memberi nafkah lahir selama berpuluh tahun dan hanya sibuk dengan segala kepentingannya sendiri tanpa peduli dengan keluarganya dapat disebut dengan anak durhaka?

Apakah jika kita seorang anak yang melawan orang tua sebab orang tua tersebut tidak dapat memberikan contoh yang baik dalam berperilaku kepada keluarganya dapat disebut dengan anak durhaka?

Jika anak yang melawan orangtuanya yang sudah merawat dan membesarkannya sedari kecil hingga dewasa disebut dengan anak durhaka, lalu apa sebutan untuk orangtua yang tidak peduli dengan keluarga, istri dan anaknya?

Bisakan disebut dengan orang tua yang durhaka?
Lalu apakah anak yang melawan orangtuanya tersebut termasuk orang baik, termasuk yang benar karena dia membela kepentingan anggota keluarganya yang lain?  Lalu apa sebutannya?

Mungkinkah kita secara sadar atau tidak melawan orangtua kita? Mana yang kita lawan sebenarnya, orangtua yang merawat kita atau yang acuh dengan kita?

Atau mungkin memang hanya ada sebutan bagi anak yang melawan orangtuanya yang merawat dan membesarkannya sedari kecil, selebihnya tidak ada.

Tidak pernah ada cerita rakyat tentang orangtua yang tidak perduli pada anaknya, hanya ada cerita sinetron yang juga terkontaminasi unsur-unsur merusak otak.

Lalu apa jawabannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar