Tujuan hidup


Apa tujuan hidupmu?
Sudah jelaskah tujuan hidupmu?
Ingin jadi ini ingin jadi itu, apa itu semua termasuk tujuan hidup?
Bagaimana jika keinginan itu tidak terlaksana?
Bagaimana jika ditengah jalan, terlalu banyak rintangan yang tidak bisa dilalui?
Masih adakan jalan memutar menuju tujuan hidupmu?
Atau tujuan hidupmu berubah?
Setelah ditendang dari kantor karena sakit, saya terus berpikir.
Apa sebenarnya tujuan hidup saya?
Selama ini saya hanya menjalani hidup seperti kebanyakan orang.
Sd, smp, lalu sma, kemudian kuliah, setelah itu seharusnya bekerja.
Sama seperti orang banyak.
Tapi apa mau dikata, semua berubah semenjak saya tau terkena penyakit ini.
Hepatitis b.
Mungkin tidak seganas HIV tapi pasti dia mempunyai kadar perusakan yang tidak sedikit didalam tubuh.
Saya tidak berharap terus menerus bergantung pada obat, terus seumur hidup berdampingan dengan penyakit ini.
Dalam perenungan inilah, saya memikirkan kembali apa tujuan hidup saya.
Dengan semua masalah yang saya dera, semua masalah yang ada didepan mata saya.
Apa tujuan saya?
Apa tujuan itu sama dengan cita-cita?
Sungguhpun saya tidak tau apa jawaban yang harus diberikan ketika orang bertanya apa cita-cita saya?
Saya pikir cita-cita hanya sebatas untuk anak kecil, ingin jadi dokter, insinyur, tentara, pilot, polisi.
Saya tidak yakin pertanyaan itu cocok ditanyakan untuk orang yang sudah lewat masa anak-anak.
Saya selalu bingung jika ditanya apa cita-cita saya.
Seusia ini ditanya cita-cita.
Apakah menjadi orang kaya itu termasuk cita-cita? Harusnya menyebutkan menjadi manajer ini manajer itu sebagai cita-cita? Begitu sempitnya hidup saya hingga harus menyebut menjadi manajer sebagai cita-cita?
Kembali lagi pada tujuan hidup. Apa sebenarnya tujuan hidup saya.
Dalam perenungan ini mungkin saya mendapatkan jawabannya.
Tujuan hidup saya adalah keadilan.
Mungkin ketika saya menyebut kata ini sebagai tujuan hidup saya, banyak orang tertawa, tersenyum sinis, mengganggap saya bodoh.
Tapi memang yang saya kejar selama ini dan baru saya sadari adalah keadilan.
Keadilan bukan hanya sebatas keadilan yang disebut-sebut orang dalam tv. Keadilan yang mereka sebut-sebut hanya sebagian kecil dari keadilan itu sendiri. Mereka terlalu sering menyebutkan keadilan hukum sehingga setiap orang yang mendengar kata keadilan pasti tertuju pada keadilan hukum. Orang-orang sudah dicuci otak secara tidak sadar.
Lalu, apa keadilan yang jadi tujuan hidup saya itu?
Disadari atau tidak, diakui atau tidak, seluruh kehidupan kita dituntut dan dituntun oleh rasa keadilan. Adil itu luas. Adil itu tidak harus bertoga. Adil itu tidak hanya dipengadilan.
Sejak mata terbuka hingga tertutup yang ada adalah keadilan.
Keadilan bagi tubuh kita yang butuh minum dan makan. Kebutuhan rohani yang adil antara Tuhan dengan manusia sekitarnya. Keadilan dalam masalah, keadilan dalam cinta, keadilan dalam bekerja, keadilan dalam keluarga, keadilan dalam membesarkan anak.
Keadilan dalam keluarga, bahwa setiap orang tua harus adil antara keduanya dalam membesarkan anaknya, bahwa orang tua harus bersikap adil terhadap dirinya sendiri dan anaknya.
Keadilan dalam bertetangga, meminta maaf apabilan mengganggu tetangganya walaupun tetangganya tersebut tidak bilang.
Keadilan dalam cinta, adil berbagi rasa dan simpati juga empati.
Keadilan itu luas, dari hal kecil hingga besar.
Saya ingin berbuat adil dengan hati saya. Yang sekali lagi baru saya sadari, saya dulu bisa tenang karena bisa membagi hati saya. Untuk kepuasan saya sendiri dan membantu orang banyak. Satu hal yang tidak bisa saya lakukan sekarang karena tidak mempunyai wadah untuk mengeluarkan semua keinginan saya sendiri.
Semoga memang benar-benar ini tujuan hidup saya yang saya cari selama ini. Atau mungkin saya harus mencari lagi, sebenernya untuk apa saya hidup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar