Antara bunga, sinetron, dan pikiran gak bener saya

Jumat sore, diperjalanan saya sempatkan diri untuk membeli setangkai bunga mawar, ya setangkai. Ketika sampai di toko bunga itu, ada adegan yang sering saya lihat di teve2 selama ini. Sebentar saya ketawa dulu. Haha. Sungguh lucu rasanya melihat adegan di teve itu terkonstruksi dengan baik di depan mata saya. Haha.

Saya coba gambarkan dengan detail apa yang saya lihat, ada mobil mewah didepan toko bunga kecil itu, ada sopir seorang tuan yang diperintah membeli 10 tangkai bunga mawar, 5 merah,5 putih. Disusun dan dipita dengan indah. Sementara si tuan –pria dengan usia yang cukup tua- duduk dalam mobil. Asik sendiri dengan dunianya yang mungil dalam hp. Tak lama setelah membayar, si sopir menyerahkan bunga itu pada tuannya yang kemudian bertanya-tanya tanpa ekspresi.haha

Kalau jalan ceritanya sama dengan jalan cerita di sinteron-sinetron kacangan itu, adegan itu berujung pada tuannya akan menyerahkan bunga itu, yang dianggap perlambang cinta pada selingkuhannya, ya selingkuhannya bukan istrinya. Untuk orang setua itu kalau kita mengikuti kaidah tatanan social yang tidak tertulis yang dianut dan dihayati betul oleh masyarakat kita, istrinya juga tidak kalah tuanya dibandingkan dengan usia bapak tersebut.

Oke kembali lagi pada adegan penyerahan bunga itu pada selingkuhannya. Warning-warning ini hanya prediksi saya mengikuti jalan cerita sinetron. Setelah bunga itudiserahkan, adegan selanjutnya adalah bermesra-mesraan di salah satu kamar hotel indahnya. Tidak heran kalau orang kaya bisa apa saja. Uang punya kuasa. Kuasa mengatur segala. Adegan selanjutnya ya bisa ditebak, persenggamaan antara kedua anak manusia itu tentunya. Si tuan besar yang sudah dingin terhadap istrinya tiba-tiba mendadak perkasa di depan selingkuhannya yang jauh lebih muda. Sedangkan si perempuan muda itu. Ah saya tidak sanggup membayangkan apa yang ada dipikiran perempuan muda itu.

Kalau semakin diperpanjang, adengan itu akan selesai dalam kurang dari 1 jam, setelahnya si tuan besar mandi. Haha, dikiranya mandi itu menghilangkan dosanya selingkuh. Tak lama, si tuan akan beranjak pergi, sementara si perempuan akan menahannya. Adegan selanjutnya adalah penolakan dari tuannya, karena ia harus pulang menemui istrinya di rumah.

Di adegan ini dapat kita lihat betapa marahnya si tuan ketika dikecup oleh si perempuan, karena takut bekas lipstiknya menempel dan ketauan oleh istrinya.

Hahaha.

Selanjutnya sudah klise, si perempuan muda merasa tidak diperhatikan dan berniat menghancurkan rumah tangga si tuan. Ia memasukkan bungkus sabun mandi ke dalam kantong jasnya si tuan. Selanjutnya klise lagi, di rumah si istri tuan itu akan tidak sengaja menemukan bungkus sabun mandi itu dan kemudian mengintrogasinya. Tak lama kata cerai keluar dari mulutnya.

Aduh aduh. Beginilah kalau setiap hari disuguhi oleh tontonan-tontonan tidak bermutu macam itu. Dibutakan dengan pemikiran-pemikiran negatif. Tapi entah kenapa sinetron tidak pernah mati dan belum menunjukkan tanda-tanda ke arah sana.

Aduh maaf pa tuan besar bermobil mewah. Anda masuk dalam jalan cerita di otak saya. Ya untuk ini saya bisa menyalahkan sinetron sepenuhnya.kenapa?haha. ya karena diawal saya bilang kalau mengikuti jalan cerita sinetron jadinya akan begini dan begitu.

Entah apa jadinya bangsa ini kedepan kalau setiap hari dijejali tontonan macam itu. Kehilangan waktu berharga untuk membangun bangsa demi menonton akting aktor atau aktris pujaannya di layar kaca itu. Aih, suramnya hidup.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, berarti saya juga sering menonton sinetron dong. Ya sering, secara tidak sengaja saya menonton. Ya tidak sengaja. Ahahaha.pasti dianggap sebagai pembelaan diri kalimat ini. Yasudah tak apa.

Oke kita berlanjut lagi, yang tidak habis pikir adalah sinetron seperti terus tumbuh dan kian menjamur. Entah kenapa. Karena menghidupi orang banyak? Ya bisa jadi karena itu. Tapi tidak bisa dipungkiri itu uga sedikit banyak merusak mental orang-orang yang ada dibangsa ini.

Coba bayangkan apa jadinya jika setiap hari dibuai dalam kebohongan dan kepalsuan yang disuguhkan secara telanjang di depan mata. Setiap hari. Setiap hari.

Memuakkan.

Dan kemudian, menghancurkan.

Aih apa jadinya bangsa ini, kapan akan majunya negara ini kalau tontonan seperti itu masih terus menjejali teve-teve kita.

Ah untuk yang satu ini saya tidak sanggup berandai.haha. menghilangkan salah satu pihak tidak mungkin dilakukan. Aih. Aih. Aih.

Sabtu, 9 Juli 2011

SesudaH Mandi diterik yang bolong

2 komentar:

  1. dibalik mukamu yang datar ternyata banyak sekali ya yang dipikirkan di otaknya, sampai bisa membayangkan begitu jauh bagaimana kelanjutan cerita si bapak pembeli bunga itu.haha

    BalasHapus
  2. muka datar = tidak ada mata, hidung, mulut..kosong sama sekali....

    BalasHapus