Ikhlas

Sedari kecil selalu diajarkan untuk ikhlas. Hal yang paling mendasar dilakukan adalah memberi tanpa perlu mengharapkan imbalan dari pemberiannya tersebut. Akan tetapi seiring waktu berjalan, kita pun menjadi dewasa, mulai mengenal dunia, mulai mengenal apa yang disebut popularitas, pujian yang menyenangkan hati, dan pengakuan dari orang lain, membuat diri kita, entah disadari atau tidak semakin kehilangan nilai-nilai ikhlas yang ditanamkan sejak kecil Hal ini sangat mungkin terjadi terlebih jika kita hidup jauh dari lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai keislaman.

Nabi Muhammad SAW, kekasih Allah yang paling mulia bersabda,"Berkaitan dengan ikhlas, aku bertanya kepada Jibril a.s.apakah ikhlas itu?Lalu Jibril berkata,"Aku bertanya kepada Tuhan yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah ikhlas itu sebenarnya?" Allah SWT yang Mahaluas Pengetahuannya menjawab,"Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai."(H.R Al-Qazwini).

Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi ataupun imbalan duniawi dari apa yang dapat dia lakukan. Konsentrasi orang ikhlas hanya satu, yakni bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah. Celakalah bagi kita yang ibadahnya temporal, yang ibadahnya hanya baik saat ada orang yang melihat, yang duniawi menjadi ukuran ibadahnya, karena bisa jadi itu semua adalah tanda-tanda keikhlasan dalam diri kita masih belum sempurna. Hanya hamba Allah yang ikhlas yang mampu beribadah secara istiqomah dan kontinu terus menerus. Orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas amalnya dalam kondisi ada atau tidaknya orang yang memperhatikan adalah sama. Hal ini akan berbeda pada orang yang kurang ikhlas, kualitas amalnya justru lebih baik pada saat ada orang yang memperhatikan.

Keikhlasan berarti memenuhi perintah Allah tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi atau balasan apa pun. Seseorang yang ikhlas akan berpaling kepada Allah dengan hatinya dan hanya ingin mendapatkan ridha-Nya atas setiap perbuatan, langkah, kata-kata, dan do’anya. Jadi, ia benar-benar yakin kepada Allah dan mencari kebajikan semata

Menurut Alquran, bukanlah pekerjaan duniawi yang membuat kita unggul dimata Allah. Bukannlah kerja keras yang kita lakukan setiap hari, bukan kelelahan yang kita rasakan tiap sore, bukan penghormatan ataupun cinta dari orang lain. Hanyalah keyakinan akan Islam yang membuat kita unggul dihadapan-Nya, amal baik yang dilakukan atas dasar mencari ridha-Nya dan niat baik yang selalu terpelihara dalam hati mereka. Itulah yang membuat kita menjadi insan-insan yang unggul dihadapan-Nya

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-Hajj [22]: 37)

Seperti yang disebutkan diatas, amalan seseorang dengan melakukan penyembelihan binatang karena Allah, akan dinilai-Nya dari tingkat ketaatan orang tersebut. Daging dan darah dari binatang yang disembelih sebanyak apapun tidak akan ada nilainya sedikit pun dihadapan-Nya jika dilakukan hanya untuk mencari hal-hal duniawi seperti pengakuan ataupun popularitas dan bukan karena mencari ridha-Nya.

Niat baik dan keikhlasan pada Allah semata dalam menunaikan setiap perbuatan atau peribadatan merupakan kunci penting dalam hidup ini. Bukan amal, ibadah, sikap, dan perbuatan kita yang meningkatkan kemuliaan kita dihadapannya, kesemuanya itu memang hal yang wajib kita lakukan untuk mendapat balasan yang besar di hari pembalasan nanti, tetapi niat baik dan keikhlasan kita dalam menjalankan semua itulah yang akan meningkatkan kemuliaan diri ini. Bukan seberapa banyak hal yang kita perbuat melainkan bagaimana seseorang berpaling kepada Allah dengan kebersihan dan keikhlasan hati.

Diriwayatkan dari Amir al-Mukminin (pemimpin kaum beriman) Abu Hafsh Umar bin al-Khattab radhiyallahu’anhu beliau mengatakan : Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan harus disertai dengan niat. Setiap orang hanya akan mendapatkan balasan tergantung pada niatnya. Barangsiapa yang hijrah karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena menginginkan perkara dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (hanya) mendapatkan apa yang dia inginkan.” (HR. Bukhari [Kitab Bad'i al-Wahyi, hadits no. 1, Kitab al-Aiman wa an-Nudzur, hadits no. 6689] dan Muslim [Kitab al-Imarah, hadits no. 1907])

Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk. Dikatakan juga keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu manusia. Berikut ini merupakan sedikit dari tanda-tanda orang ikhlas dalam kehidupannya sehari-hari Tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri, Tidak rindu pujian dan tidak terkecoh pujian -pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita sendiri yang tahu keadaan kita yang sebenarnya, pujian adalah ujian Allah, hampir tidak pernah ada pujian yang sama persis dengan kondisi dan keadaan diri yang sebenarnya-, Tidak silau dan cinta jabatan, Tidak diperbudak imbalan dan balas budi, Tidak mudah kecewa, Tidak membedakan amal yang besar dan amal yang kecil, tidak fanatis golongan, Ridha dan marahnya buakn karena perasaan pribadi, Ringan. Lahap dan nikmat dalam beramal, Tidak egois karena selalu mementingkan kepentingan bersama, dan tidak membeda-bedakan pergaulan.

Syaikh Prof. Dr. Ibrahim ar-Ruhaili hafizhahullah mengatakan, “Ikhlas dalam beramal karena Allah ta’ala merupakan rukun paling mendasar bagi setiap amal salih. Ia merupakan pondasi yang melandasi keabsahan dan diterimanya amal di sisi Allah ta’ala, sebagaimana halnya mutaba’ah (mengikuti tuntunan) dalam melakukan amal merupakan rukun kedua untuk semua amal salih yang diterima di sisi Allah.” (Tajrid al-Ittiba’ fi Bayan Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 49)

Pantaslah seorang ulama ahli hikmah menasihatkan,"Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan pertolongan Allah saja."


10/18/09






Tidak ada komentar:

Posting Komentar